PRINSIP MERAIH SUKSES TANPA MASALAH

Oleh: Prof. Roy Sembel, PhD & Sandra Sembel, MM  

 

Biasanya sukses disertai dengan masalah. Bahkan, beberapa orang mengatakan bahwa sukses yang diraih setelah melalui berbagai masalah akan terasa lebih manis. Tetapi jika kita ditanya apakah kita ingin menikmati sukses melalui masalah, atau meraih sukses tanpa masalah, jika kita jujur, kita akan memilih yang kedua. Apakah ini mungkin?

Jawabannya mungkin saja, asalkan kita menerapkan prinsip dan langkah- langkah sukses tanpa masalah berikut.

 Bagaimana caranya? 

Kesulitan, kesalahan, keraguan, dan tantangan (semua kondisi yang tidak diperkirakan sebelumnya) merupakan bagian dari proses meraih sukses. Semua ketidaknyamanan ini tidak perlu berubah menjadi masalah, jika kita bisa menerapkan prinsip yang mendapat mengendalikan masalah tersebut.

Beyond Problems. Jangan menunggu sampai masalah datang. Dalam perjalanan meraih sukses ambil langkah nyata untuk lebih awal mengantisipasi masalah yang mungkin menjelang (anticipate the unexpected). Misalnya, untuk mewujudkan rencana sukses tahun depan (meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi), kita mungkin saja menghadapi keterbatasan dana dan kemampuan untuk mencapai nilai yang diinginkan dari berbagai tes yang diwajibkan (tes bahasa Inggris, tes potensi akademik).  

Selanjutnya, kita bisa menyusun skenario untuk menangani keterbatasan tersebut. Selain itu, kita juga perlu melakukan kerjasama dengan orang-orang atau organisasi tertentu (misalnya:

dukungan dari orang tua, sahabat, rekomendasi dari dosen, atasan, bantuan dana dari lembaga yang memberi beasiswa) untuk memastikan dukungan dari mereka yang dapat mempertinggi kemungkinan sukses yang ingin diraih.  

Beyond Change. Setelah segala ketidaknyamanan yang mungkin terjadi berhasil kita identifikasi lebih dini. Kita bisa mempersiapkan diri untuk menghadapi ketidaknyamanan tersebut. Persiapan ini mencakup tranformasi diri—jika memang ketidaknyamanan tidak bisa diubah, kita bisa mengubah diri kita (menambah keterampilan, pengetahuan, memperbaiki sikap dan perilaku) untuk mengatasi ketidaknyamanan tersebut. Misalnya, untuk mengatasi keterbatasan kemampuan kita dalam bahasa Inggris dan nilai potensi akademis (bila ingin melanjutkan ke pendidikan pasca sarjana), kita bisa berguru kepada teman, belajar mandiri, atau mengambil kursus untuk memastikan agar nilai tes bahasa Inggris dan tes potensi akademik yang akan kita ambil dapat mencapai tingkat yang disyaratkan. 

Beyond Learning. Transformasi yang kita lakukan adalah sebuah proses yang menuntut kita untuk belajar. Agar masalah tidak perlu merebak, kita perlu melakukan yang lebih dari sekadar belajar. Kita perlu melakukan pembelajaran berkelanjutan, yaitu belajar bukan hanya ketika atau untuk menghadapi masalah tertentu yang telah terantisipasi. Lebih jauh dari itu: belajar berkelanjutan, sehingga sebelum masalah muncul, sudah bisa kita atasi sebelumnya melalui pemikiran, dan inovasi yang senantiasa diperbaharui.  

Pembelajaran bisa kita lakukan melalui berbagai cara: tidak hanya melalui guru "manusia" (yang tidak harus selalu tersedia), tetapi kita juga bisa memperkaya sumber belajar kita dengan mencakup segala sesuatu yang bisa membantu kita untuk belajar mandiri, misalnya:

melalui media cetak (buku), dan elektronik (CDRom, internet, televise, radio). Kita juga bisa mengambil hikmah dari masalah yang dialami orang lain dalam perjalanan mereka menuju sasaran yang serupa (jadi, kita tidak perlu mengalami masalah tersebut).  

Beyond Willingness To Succeed. Keinginan untuk sukses saja belumlah cukup untuk memastikan agar kita bisa meraih sukses tanpa masalah. Kita perlu memiliki lebih dari sekadar keinginan, yaitu keyakinan sukses dan komitmen untuk mewujudkan keyakinan tersebut. Jika kita yakin akan kesuksesan yang ingin kita raih di tahun yang akan datang, maka kita akan melakukan apapun yang kita anggap perlu untuk mewujudkan keyakinan kita tersebut.  

Jika kita yakin bahwa tahun depan kita akan meneruskan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi, walaupun saat ini banyak keterbatasan yang kita miliki, kita akan mencoba berbagai cara untuk mendobrak keterbatasan tersebut. Untuk keterbatasan dana, kita akan mencari sumber-sumber yang bisa memberikan dana (pinjaman bank, pinjaman kantor, beasiswa dari kantor atau dari lembaga-lembaga yang memberi beasiswa). Untuk keterbatasan dalam pengetahuan dan keterampilan bahasa Inggris, kita akan ikut kursus untuk meningkatkan nilai tes bahasa Inggris, dan juga membeli buku-buku panduan untuk belajar mandiri. Semua ini kita lakukan dengan tekun karena kita memiliki keyakinan dan komitmen untuk meraih sukses.

 

0 Komentar:

Blog Archive

Powered by Blogger.